
SUKABUMI — Galendo, makanan tradisional khas Ciamis yang dahulu menjadi kebanggaan dan makanan kesukaan masyarakat salah satunya di Kabupaten Sukabumi. Kuliner berbahan dasar ampas kelapa ini semakin jarang diproduksi seiring menurunnya proses pembuatan minyak kelapa secara tradisional di masyarakat.
Di masa lalu, makanan ini mudah ditemukan di warung-warung kecil hingga pasar rakyat. Rasanya yang gurih dengan sedikit manis menjadikannya favorit berbagai kalangan. Namun kini, hanya segelintir pengrajin yang masih bertahan. “Bahan bakunya makin sulit karena hampir tidak ada lagi yang bikin minyak kelapa cara tradisional. Padahal galendo lahir dari proses itu,” tutur Imas, seorang perajin galendo asal Kecamatan Ciracap, Jum’at (14/11/2025).
Baca Juga: Lima Pelatih Silat Sukabumi Dikirim ke Singapura-Malaysia, Gaji Capai Rp40 Juta per Bulan
Selain persoalan bahan baku, masuknya berbagai camilan modern membuat galendo makin tersisih di pasaran. Generasi muda yang lebih akrab dengan makanan cepat saji jarang mengetahui galendo, apalagi menjadikannya pilihan camilan. Minimnya promosi dan kurangnya regenerasi pengrajin turut mempercepat surutnya popularitas makanan ini.
Galendo tidak hanya sekadar makanan, melainkan bagian dari identitas budaya masyarakat Ciamis. Tanpa upaya pelestarian yang serius dan konsisten, kuliner bersejarah ini dikhawatirkan hanya tinggal nama di kemudian hari.
The post Galendo di Ambang Kepunahan, Kuliner Tradisional Kian Terpinggirkan first appeared on Sukabumi Ku.










